Kadudampit, Sukabumi – Industri kopi di Kabupaten Sukabumi semakin menggeliat. Sebanyak 48 barista dan peracik kopi lokal memamerkan ketajaman indera mereka dalam ajang Cup Tester Throwdown 2025.
Kompetisi bergengsi ini menjadi salah satu sorotan utama dalam rangkaian Festival Eksplorasi Pariwisata Sukabumi 2025.
Bekerja sama dengan Sukabumi Coffee Collective, Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menggelar tantangan ini untuk menguji ketelitian ekstrem para peserta.
Tercatat, 48 peserta dari zona Palabuhanratu dan Cibadak bersaing ketat untuk mengidentifikasi rasa dan aroma kopi yang sangat tipis perbedaannya.
Dalam perlombaan ini, peserta ditantang untuk menentukan delapan gelas kopi dengan cita rasa unik dari total 27 sajian yang disiapkan panitia. Ketajaman indera pengecap dan penciuman menjadi kunci utama kemenangan.
Founder Sukabumi Coffee Collective, Fahmi Yudi Pratama, mengungkapkan bahwa dari puluhan peserta, sebanyak 22 orang berhasil lolos ke babak final, hingga menyisakan enam talenta terbaik di babak grand final.
“Harapannya ada peserta dari Sukabumi yang bisa tembus ke kompetisi nasional, seperti Indonesia Cup Taster Championship. Ini juga sebagai wadah pembinaan bagi pelaku industri kopi di daerah,” ujar Fahmi, Rabu (17/12/2025).
Hal yang menarik, seluruh kopi yang digunakan dalam kompetisi ini berasal dari sentra penghasil kopi asli Sukabumi, mulai dari Nyalindung, Gegerbitung, Parungkuda, hingga Pondok Halimun.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, menilai ajang ini sebagai langkah strategis untuk memetakan potensi kopi daerah. Menurutnya, wilayah seperti Cireunghas, Gegerbitung, dan Nyalindung memiliki karakter tanah dan ketinggian yang sangat ideal untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
“Kita baru menyadari bahwa wilayah seperti Cireunghas, Gegerbitung, dan Nyalindung merupakan penghasil kopi yang luar biasa. Dengan ketinggian dan karakter tanah tertentu, kawasan ini sangat potensial untuk pengembangan kopi yang bisa diproduksi dan dipasarkan secara lokal,” ungkap Ali.
Mendorong Agrowisata dan Ekosistem Kopi
Lebih lanjut, Ali optimis bahwa tren menjamurnya kedai kopi (coffee shop) di Sukabumi bukan sekadar bisnis kuliner, melainkan bagian dari destinasi wisata. Visi ke depan, Pemkab Sukabumi ingin mengintegrasikan kebun kopi menjadi lokasi agrowisata.
“Coffee Shop yang tumbuh itu bisa menjadi bagian dari destinasi wisata. Kegiatan lomba seperti ini juga mendorong ekosistem kopi agar berkembang lebih luas,” tambahnya.
Melalui integrasi ini, wisatawan nantinya tidak hanya bisa menikmati secangkir kopi, tetapi juga merasakan pengalaman langsung melihat proses budidaya di kebunnya.(FRA)
