BSYpTfG6GpWoBUW6GpCiGpW5BY==
Terkini
klik

Nestapa Pengungsi Cidadap, Bertahan dengan Logistik Seadanya dan Berharap Relokasi Permanen

Warga Bertahan di Pengungsian Dengan Bahan Makanan Seadanya

Nestapa Pengungsi Cidadap Sukabumi, Bertahan dengan Logistik Seadanya dan Berharap Relokasi Permanen

Simpenan, Sukabumi – Lebih dari 473 warga Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, kini terpaksa bertahan di pengungsian darurat SDN Kawungluwuk setelah bencana banjir dan tanah longsor menerjang permukiman mereka. 

Meski bantuan mulai berdatangan, kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan karena keterbatasan logistik dan sarana pendukung.

​Kondisi di posko pengungsian SDN Kawungluwuk menggambarkan betapa daruratnya situasi saat ini. Koordinator Pengelola Pengungsian, Sumardiana, mengungkapkan bahwa pada awalnya posko ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat setempat tanpa respon cepat dari pemerintah.

​"Kami sangat kekurangan logistik, baik sarana untuk tidur maupun makanan dan minuman. Awalnya kami mendirikan ini secara swadaya. Kami hanya mengandalkan kiriman dari rekan-rekan donatur di kota, makan secukupnya seadanya," ujar Sumardiana dengan nada getir pada Sabtu (20/12/2025).

​Ia mengakui kondisi dapur umum sangat jauh dari kata layak. Lokasi desa yang berada di pelosok dan terisolir diduga menjadi penyebab minimnya perhatian pada hari-hari pertama bencana. 

"Mungkin karena bencana terjadi serentak di banyak titik, kami jadi sedikit terabaikan. Dapur umum kami sangat sederhana, bahkan kurang dari kata memadai untuk urusan kebersihan," tambahnya.

​Tangis Sumardiana pecah saat menceritakan bagaimana warga dan pemuda setempat saling bahu-membahu menyelamatkan tetangga mereka di Kampung Sawah Tengah, Babakan, dan Cisarua.

​"Kami bersyukur masih bisa membantu tetangga, meski kondisi kami sendiri sangat kekurangan. Rumah mereka hanyut, ada yang tertimbun longsor. Ada warga yang baru bisa dievakuasi tadi siang setelah terisolir sejak Senin malam," ucapnya sambil terisak.

​Di sisi lain, bantuan tenaga datang dari para relawan. Abdillah, relawan dari Hilmi FPI (Front Persaudaraan Islam), menyebutkan ada sekitar 30 personil yang disebar untuk membantu warga mengevakuasi barang dan mengelola dapur umum.

​"Kami menyiapkan sekitar 600 porsi sehari untuk makan tiga kali sehari. Pengungsi di sini fluktuatif, sekitar 200 orang tapi terus bertambah karena ada yang baru keluar dari daerah terisolasi. Kami membangun dapur umum ini secara gotong royong menggunakan bambu dari warga sekitar," jelas Abdillah. 

Ia menegaskan bahwa bahan makanan sangat dibutuhkan setidaknya untuk masa tanggap darurat dua minggu ke depan.

​Bencana kali ini menjadi titik jenuh bagi warga Desa Cidadap. Sumardiana menegaskan bahwa aspirasi utama warga saat ini bukanlah sekadar bantuan makanan, melainkan kepastian tempat tinggal yang aman.

​"Warga menginginkan relokasi. Ini sudah ketiga kalinya bencana serupa terjadi di tahun ini. Kami ingin hidup tenang, tidak dihantui rasa was-was setiap kali hujan turun. Kami mohon perhatian pemerintah, dari tingkat desa sampai provinsi, berikan rumah yang layak huni di tempat yang aman," pungkasnya.(FKR)

Nestapa Pengungsi Cidadap, Bertahan dengan Logistik Seadanya dan Berharap Relokasi Permanen
Periksa Juga
Next Post
Tautan berhasil disalin