BSYpTfG6GpWoBUW6GpCiGpW5BY==
Terkini
klik

Kapan Kami Direlokasi, Apa Nunggu Ada yang Mati?" Jerit Warga Kampung Gempol yang Terancam Pergerakan Tanah

Warga Telah 1 Tahun Menanti Janji Relokasi

Kapan Kami Direlokasi, Apa Nunggu Ada yang Mati?" Jerit Warga Kampung Gempol Sukabumi yang Terancam Pergerakan Tanah
KLIKSUKABUMI.COM - Mimpi buruk warga Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kembali memuncak. Pada Jumat (26/12/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, pergerakan tanah susulan yang diperparah terjangan banjir melanda wilayah tersebut setelah hujan deras mengguyur selama berjam-jam.

​Bencana ini mengakibatkan belasan rumah yang sebelumnya sudah retak kini berada dalam kondisi rusak berat dan tidak layak huni.

​Yeni (39), salah satu warga terdampak, menceritakan momen dramatis saat ia harus menyelamatkan keluarganya. Karena bagian depan rumahnya sudah retak parah, Yeni bersama suami, anak, dan cucunya terpaksa tidur di area dapur yang dianggap lebih aman. Namun, perkiraannya salah.

​"Awalnya terasa getaran, lalu ada suara kayu dan tembok retak (kretek-kretek). Setelah itu langsung ambruk (gubrag)," ujar Yeni dengan nada trauma, Jumat (26/12/2025).

​Beruntung, Yeni dan suaminya bergerak cepat mengevakuasi anak serta cucunya tepat sebelum material bangunan runtuh sepenuhnya. Kini, ia terpaksa mengungsi ke rumah tetangga meski merasa tidak enak hati.

​"Ini pecahnya baru malam ini. Saya berharap pemerintah segera melakukan relokasi. Kalau untuk penanganan sekarang, kami ingin posko sementara. Malu kalau harus menumpang di rumah tetangga terus-menerus," keluhnya.

​Ketua Posko Bencana Kampung Gempol, Hasyim, mengonfirmasi bahwa insiden ini merupakan dampak lanjutan dari pergerakan tanah yang terjadi sejak 4 Desember 2024. Ia menyebut kondisi kali ini adalah yang terparah.

​"Kondisinya jauh lebih parah dibanding sebelumnya. Rumah yang tadinya hanya retak, sekarang rusak berat. Banyak dinding yang sudah ambruk," ungkap Hasyim.

​Berdasarkan data sementara, sebanyak 15 rumah masuk kategori rusak berat, termasuk milik warga bernama Teteng, Andi, Soleh, dan Wa’a. Situasi semakin sulit karena air banjir mulai merendam bangunan yang posisinya sudah miring, memaksa warga mengungsi secara massal dalam kondisi terbatas.

​"Malam tadi, satu rumah bisa ditempati dua sampai empat keluarga. Mereka sangat takut karena tanah terus bergerak dan air mulai masuk ke dalam rumah," tambah Hasyim.


​Menagih Janji Relokasi

​Tragedi ini kembali mengungkit keresahan lama warga. Setahun lalu, sebuah spanduk protes sempat terbentang dengan tulisan menyentil: "Kapan Kami Direlokasi, Apa Nunggu Ada yang Mati Dulu?".

​Meskipun Kampung Gempol secara teknis berada di zona merah (zona bahaya tinggi), keterbatasan ekonomi memaksa warga bertahan di bawah ancaman maut. Hingga saat ini, warga masih menanti langkah nyata dari pemerintah daerah untuk segera melakukan relokasi sebelum jatuh korban jiwa.(FRA)


Kapan Kami Direlokasi, Apa Nunggu Ada yang Mati?" Jerit Warga Kampung Gempol yang Terancam Pergerakan Tanah
Periksa Juga
Next Post
Tautan berhasil disalin