Kecelakaan tunggal ini diduga kuat akibat kombinasi antara kondisi jalan yang rusak parah dan muatan truk yang melebihi kapasitas (Over Dimension and Over Load atau ODOL).
Insiden yang melibatkan truk yang dikemudikan oleh Akus Mawan (45), warga Limusnunggal, terjadi saat ia melaju dari arah Palabuhanratu menuju Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Cikembar.
Menurut keterangan Akus Mawan, sopir truk, kecelakaan terjadi ketika ia berupaya menghindari kerusakan jalan.
"Ya, kondisi jalan belokan, menanjak, miring dan berlubang. Saya berusaha menghindari lubang, tapi karena jalan miring akhirnya truk terguling," kata Akus Mawan.
Polisi Sebut Lokasi Rawan Kecelakaan ("Blackspot")
Kapolsek Warungkiara, AKP Retno Panji Setiaji, membenarkan bahwa kondisi medan di lokasi kejadian sangat ekstrem dan rawan, khususnya bagi kendaraan besar.
"Kondisi jalannya menikung miring, nanjak dan berlubang. Maka dari itu, jika kendaraan bermuatan over kapasitas rentan terjadi kecelakaan," ujarnya, yang juga menyebut lokasi tersebut sebagai salah satu "blackspot" atau titik rawan kecelakaan.
Untuk menghindari kemacetan parah selama proses evakuasi truk, pihak kepolisian memberlakukan sistem buka tutup jalur dari kedua arah.
"Ya, agar arus lalu lintas tetap lancar selama evakuasi, jadi memberlakukan sistem tutup buka dari kedua arah," imbuhnya.
DLH Akui ODOL Akibat Kekurangan Armada
Petugas Sarana Prasarana (Sarpras) Bidang Sampah DLH Sukabumi, Saepul Rohman, memastikan bahwa unit truk yang mengalami kecelakaan tersebut sebenarnya dalam kondisi layak jalan. Namun, ia menekankan bahwa ancaman utama bagi armada mereka adalah kondisi infrastruktur jalan.
“Jalan banyak berlubang dan miring, jadi pengemudi harus ekstra hati-hati,” ujarnya.
Ketika disinggung mengenai muatan berlebihan, Saepul Rohman membenarkan hal tersebut dan menjelaskan bahwa ODOL terpaksa dilakukan karena adanya keterbatasan armada pengangkut sampah di Kabupaten Sukabumi.
“Kita nggak bisa menghindari muatan berlebihan. Karena kurang unit, mau tidak mau harus overload,” katanya, menjelaskan dilema operasional yang mereka hadapi.
Kecelakaan ini kembali menyoroti isu kerusakan jalan di Sukabumi serta masalah kekurangan armada yang menyebabkan praktik ODOL terus berulang, meningkatkan risiko keselamatan bagi para pengemudi.(CR-1)