Perayaan yang diikuti oleh sekitar 4.000 jemaat ini menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan, baik di internal umat maupun dengan masyarakat luas.
Pastor Paroki Santo Joseph, Romo Puryatno, dalam pesannya menekankan bahwa Natal bukan sekadar upacara liturgi, melainkan panggilan untuk menghadirkan kebaikan Tuhan di tengah masyarakat.
Dengan tema "Allah Hadir dan Menyelamatkan Keluarga", ia mengajak umat untuk meneladani kesederhanaan dan kepedulian.
"Kami mengajak umat untuk merayakan rasa gembira dan sukacita dengan bersyukur. Kelahiran Tuhan Yesus Kristus tentu tidak hanya dalam kegiatan liturgi, tetapi kita juga mengajak umat untuk memberikan perhatian kepada masyarakat kita secara khusus, terutama mereka yang berada dalam kesulitan dan penderitaan," pesan Romo Puryatno.Semangat solidaritas tersebut diwujudkan melalui serangkaian aksi nyata yang menyentuh berbagai lapisan.
Umat Katolik Paroki St. Joseph telah menggalang dana sosial yang disalurkan bagi warga yang terdampak bencana alam sebagai bentuk simpati yang melampaui sekat keyakinan.
“Kunjungan kasih dan pemberian bingkisan kepada para lansia menjadi bentuk perhatian nyata kepada mereka yang membutuhkan dukungan moral,” ujarnya.
Selain itu, penyaluran sembako bagi karyawan gereja dilakukan sebagai wujud berbagi sukacita dalam kebersamaan.
Toleransi Sebagai Fondasi Kota
Pesan solidaritas ini sejalan dengan visi Pemerintah Kota Sukabumi. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, saat mengunjungi gereja tersebut menyatakan bahwa harmoni yang terjaga di Paroki St. Joseph merupakan aset penting bagi kota.
"Siapapun yang tinggal di Sukabumi harus merasa aman dan nyaman. Saya selaku pimpinan daerah berkomitmen membuat semua masyarakat Kota Sukabumi aman dan damai,” ucap Ayep.
Hingga saat ini, Kota Sukabumi memegang predikat sebagai kota tertoleran peringkat pertama di Jawa Barat.
Keamanan selama perayaan Natal pun dijaga ketat oleh sinergi TNI dan Polri di bawah komando Kapolres dan Dandim, guna memastikan semangat solidaritas tetap terjaga tanpa gangguan.
“Saat ini kita telah memiliki Perwal khusus kota toleransi, dan kedepannya akan kita naikkan menjadi Perda agar Sukabumi masuk tiga besar kota tertoleran di Indonesia," ungkap Ayep Zaki.
Di sisi lain, pemerintah kota juga tetap menyiagakan personil BPBD dan dinas terkait untuk mengantisipasi cuaca ekstrim. Hal ini dilakukan untuk menjamin kenyamanan jemaat dan warga sekitar di tengah potensi banjir limpahan selama musim penghujan.
Reporter: FRA

