Keberadaan sosok bayi tersebut pertama kali diketahui, oleh Ibu Lili (34), warga segempat. Ia mengaku, awal mula mendengar tangisan bayi sekitar pukul 18.30 WIB.
Kepada awak media, Lili mengatakan, saat ditemukan bayi tersebut terbungkus selimut selimut merah di pos ronda yang berada dipermukiman warga. "Disamping bayi juga ada selembar kertas yang bertilislan pesan," ujarnya
Berikut isi surat tersebut: "Assalamualaikum, dengan ini saya yg menulis surat, sebelumnya saya meminta maaf harus meninggalkan bayi ini di sini, di karenakan tuntutan mental ibunya dan juga ekonomi. Beliau, ibunya mengalami depresi ketika mengandung bayi ini di karenakan suaminya meninggalkan dia dan lebih memilih wanita lain. Di sini saya sebagai penulis surat ini sangat bingung di karenakan kondisi saya juga yg belum mampu di karenakan masih lajang, dan saya akan sangat berterimakasih kepada hamba Allah yg menemukan bayi ini mau di antarkan ke panti asuhan ataupun di rawat sendiri. Sekali lagi saya sangat berterimakasih, maut harus meninggalkan bayi ini di karenakan sudah buntu jalan mencari panti asuhan kesana kemari di daerah Sukabumi, tidak ada yang mau menerima bayi Sekian terimakasih. Nama anaknya**Havika. H**" tertulis dalam kertas.
Sementara itu, Ketua RT 01/02 Kampung Babakan, Nendi Nurnendi, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku, mengetahui peristiwa tersebut saat pulang dari masjid.
"Waktu Magrib saya ke masjid. Pas pulang, ada warga datang ke rumah bilang ada penemuan bayi di pos ronda. Saya langsung menuju lokasi untuk memastikan kebenarannya, dan ternyata benar. Kemudian, bayi dibawa ke rumah warga yang berada tepat di sebelah pos ronda," jelasnya.
"Saya langsung membawa bayi tersebut ke Puskesmas Warungkiara," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak desa dan kepolisian masih melakukan penelusuran terkait orang tua maupun pelaku yang meninggalkan bayi tersebut.
Reporter: Cr1
